Mengenal Profesi Aktuaris di Indonesia

Di indonesia, profesi konsultan aktuaria atau aktuaris masih menjadi profesi yang langka. Bisa jadi karena banyak masyarakat yang belum mengetahui profesi ini dan bisa jadi profesi ini tidak banyak dilirik orang karena membutuhkan kemampuan matematika dan analisa yang baik. Menjadi konsultan aktuaria di luar negeri adalah pekerjaan yang menjanjikan karena bergaji tinggi. Di luar negeri sendiri, profesi aktuaris juga masih banyak kekurangan sehingga tidak heran para aktuaris bisa bergaji tinggi.
 
 Mereka yang berkecimpung dalam dunia aktuaria biasanya adalah yang memiliki keahlian dalam bidang FMIPA dan statistika. Mereka yang telah kompeten dalam bidang ilmu aktuaria biasanya bergelar FSAI (Fellow Society of Actuaries of Indonesia) dimana anda bisa mendapatkan gelar ini jika telah lulus dalam menempuh sepuluh mata ujian. Sedangkan untuk menjadi Ajun Ahli Asuransi Indonesia Jiwa (AAAIJ) harus lulus 7 mata ujian.
 
 Penulis sendiri pernah menjadi mahasiswa D3 aktuaria dan alhamdulilah meskipun jurusannya berasal dari IPS saat SMU namun tetap bisa lulus sesuai tenggat waktunya. Penulis sendiri sebenarnya saat itu agak awam terhadap aktuaria karena berpikir bahwa aktuaria adalah keilmuan dibidang pertanahan, namun ternyata itu bukan aktuaria melainkan agraria sehingga penulis boleh dibilang "kecelakaan" masuk jurusan aktuaria. Beruntunglah penulis cukup encer otaknya sehingga lulus dengan baik meski bukan dari jurusan sains saat SMU.
 
 Penulis sendiri menyadari bahwa industri aktuaria masih akan terus berkembang di Indonesia karena kebutuhannya cukup tinggi. Jasa aktuaria masih banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki karyawan banyak. Beberapa jasa aktuaria yang dibutuhkan misalnya : perhitungan dana pensiun bagi perusahaan, pendirian perusahaan asuransi, perhitungan imbalan kerja dan lain sebagainya.
 

Kebutuhan aktuaris atau jasa aktuaria paling banyak dibutuhkan pada industri asuransi karena tugas para aktuaris adalah mengukur dan mengatur risiko serta ketidakpastian. Dengan mengukur ketidakpastian ini, kemudian munculah nilai premi yang sesuai bagi nasabah dan juga menguntungkan perusahaan tersebut. Di Indonesia sendiri ada beberapa perguruan tinggi yang membuka bidang studi ilmu aktuaria misalnya di Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB),  Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar